Contoh Resensi Buku Nonfiksi, Cerita Pilu Manusia Kekinian - Kuresensi Media

Contoh Resensi Buku Nonfiksi, Cerita Pilu Manusia Kekinian

Ilustrasi. Contoh Resensi Buku Nonfiksi, Cerita Pilu Manusia Kekinian
Ilustrasi resensi buku Cerita Pilu Manusia Kekinian

KURESENSI MEDIA -
Kehidupan di dunia hanyalah tipu daya bagi manusia. Siapa yang pandai memahaminya, maka akan dapat melihat makna implisit yang terdapat di balik kehidupan. Namun sebagaimana tipu daya, maka tidak mengherankan jika kebanyakan manusia lebih banyak tertipu oleh daya upaya dunia dalam menguji manusia.

Bagaimana manusia dapat memahami makna tersembunyi yang ada dalam setiap peristiwa? Tentu tidak mudah. 

Namun jawaban atas pemahaman makna itu telah disampaikan melalui sumber qauliyah Islamiyah yaitu Al Quran, tepatnya surah Al-Alaq – surah yang pertama kali diwahyukan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. 

Dalam ayat pertama surah Al-Alaq itu Allah berfirman dan memerintahkan manusia dengan kata “bacalah”. Makna perintah baca disini bukanlah tekstual membaca buku-buku di perpustakaan melainkan perintah untuk selalu berpikir, memahami, dan merenungi setiap peristiwa.

Baca juga: Itadori Yuji; Pahlawan atau Ancaman?

Edi dan Cerita Pilu

Nah, salah satu konteks perenungan ini dapat anda dalami dengan membaca buku Cerita Pilu Manusia Kekinian: Renungan-Renungan Sedih yang Dirasa Berharga untuk Merawat Hakikat Kemanusiaan Kita. 

Buku ini ditulis oleh Edi AH Iyubenu – seorang penulis berkebangsaan Indonesia tentunya dan beliau lahir di Sumenep, Jawa Timur. Karir Edi dalam dunia kepenulisan sudah ia mulai sejak 1996-an dengan pertama kali menerbitkan cerpen di koran Harian Kedaulatan Rakyat.

Karir kepenulisannya yang panjang membawa Edi untuk tertarik dan mengembangkan bisnis publishing melalui DIVA Press Group.

Buku yang memiliki desain cover simple elegant ini merupakan kumpulan esai-esai Edi dalam rentang waktu cukup panjang. Sebagian besar esai-esai Edi telah dipublikasikan di berbagai media seperti Jawa Pos, Kedaulatan Rakyat, basabasi.com, mojok.co, jombloo.co, dan lainnya.

Baca juga: Resensi Buku Dunia Sophie; Pesona Filsafat

Esai-esai yang dikumpulkan menjadi buku ini terkesan berbobot namun santai dan nyaman untuk dibaca. Pengalaman membaca buku Cerita Pilu Manusia Kekinian akan membuat anda memiliki insight yang lebih luas dalam menjalani hidup. 

Pendapat yang disampaikan Edi akan memacu pembaca untuk senantiasa merawat rasa kasih sayang sebagai nilai hakiki kemanusiaan.

Insight dalam kata “Amin”

Misalnya pada salah satu esai tentang Berdagang “Amin” (hlm. 96-100), Edi menjelaskan adanya fenomena kepercayaan terhadap lafal amin yang tersebar di berbagai dunia maya. Amin dianggap memiliki kekuatan untuk dapat memuluskan segala cita-cita. 

Seperti ingin cepat lulus kuliah, memiliki rumah bagus, pasangan yang baik, semuanya seakan dapat dicapai dengan lafal amin.

Baca juga: Lima Level Kepemimpinan, Sudah di Level Berapa Anda?

Padahal sejatinya, hidup itu harus seimbang antara ikhtiar dan tawakal. Amin yang diucapkan tidak akan tercapai bila usaha tidak maksimal, apalagi hanya diucapkan di kolom komentar media sosial. 

Tentu, tawakal (berserah diri kepada Allah) dengan doa dan amin perlu dibarengi dengan ikhtiar terlebih dahulu agar tidak serta-merta hanya pasrah mengharap semuanya terkabul seketika. 

Dalam esai ini, Edi menyebutkan bahwa sebaiknya lafal amin dilantunkan di dalam hati, dengan senantiasa dibarengi usaha maksimal mengejar apa yang diinginkan agar dapat tercapai sesuai kehendak diri.

Insight kata amin di atas hanya salah satu contoh saja dari puluhan esai menarik yang ditulis oleh Edi. Berbagai tulisan lain juga tentunya memuat tema-tema agama dan umum yang banyak terjadi secara lumrah di masyarakat. 

Baca juga: Aoashi; Menjawab Kerinduan Anime Sepak Bola

Pendapat yang disampaikan dapat menyentuh perasaan pembaca sehingga berpikir ulang untuk melakukan sesuatu agar tidak salah langkah.[s]

Powered by Blogger.