Motivasi Menulis Menurut Prof Mudrajad - Kuresensi Media

Motivasi Menulis Menurut Prof Mudrajad

Ilustrasi.Motivasi Menulis Menurut Prof Mudrajad
Ilustrasi resensi buku Mahir Menulis

KURESENSI MEDIA -
Menulis merupakan bentuk dari proses berkarya. Karya yang berkenaan dengan aspek kreativitas dalam menyusun kata, merangkai kalimat, dan membumbuinya dengan berbagai bahasan yang sesuai dengan topik yang diperlukan. 

Menulis juga merupakan aktualisasi dari literasi tingkat lanjut. Karena proses kepenulisan membutuhkan kebiasaan (atau keterpaksaan bagi yang baru memulainya) membaca sebagai bahan awal dalam menulis.

Setiap orang memiliki potensi dan bakat untuk menulis. Sayangnya, tidak semua orang berminat untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya dalam hal menulis. 

Adapun jika seorang ingin mengembangkannya, kadangkala juga terkendala oleh praktik yang kurang. Sehingga keinginan besarnya dalam proses berkarya tidak pernah tercapai seiring berjalannya waktu.

Baca juga: Tasawuf Modern dan Pokok-Pokok Kebahagiaan Menurut Buya Hamka

Guru Besar yang Rajin Menulis

Mudrajad Kuncoro (selanjutnya: Prof Mudrajad) merupakan seorang profesor dan guru besar dalam bidang ilmu ekonomi di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM). Prof Mudrajad sebagai seorang guru besar tentu memiliki kapasitas keilmuan yang mumpuni dalam bidangnya secara ilmiah. 

Tak hanya menyampaikan ilmu secara verbal, Prof Mudrajad juga aktif dalam bidang kepenulisan. Berbagai karyanya telah termuat di koran, majalah, buku, jurnal, makalah dan sebagainya.

Salah satu buku yang beliau tulis menjelaskan tentang kiat-kiat kepenulisan yaitu Mahir Menulis Kiat Jitu Menulis Artikel Opini, Kolom & Resensi Buku. 

Sebagaimana judul buku tersebut, Prof Mudrajad menjelaskan berbagai hal mengenai kiat menulis artikel, kolom, dan resensi. Dalam kata pengantar buku tersebut, Prof Mudrajad menjabarkan berbagai pertanyaan orang mengenai kepenulisan. 

Baca juga: Film Mencuri Raden Saleh: Boleh Ditonton, Tak Boleh Ditiru

Seperti pertanyaan mendasar, apa manfaat menulis? Bagaimana cara menulis? Hingga pertanyaan seperti probabilitas karya dimuat dan cara mengatur waktu. 

Buku ini menjadi wadah Prof Mudrajad dalam membagikan ilmu dan pengalamannya mengenai kepenulisan sekaligus menjawab berbagai pertanyaan yang beliau gambarkan di kata pengantar.

Menulis Sebagai Proses Internal Spiritual

Prof Mudrajad menjelaskan cara menumbuhkan motivasi kepenulisan sebelum beliau menjelaskan berbagai hal mengenai kiat menulis. Beliau menerangkan bahwa tanpa motivasi, bisa dipastikan seseorang tidak akan dapat menulis apalagi terus menulis. 

Motivasi adalah dasar dari mengapa seseorang melakukan aktivitas. Setiap aktivitas yang dilakukan seseorang, pasti menyimpan motivasi di belakangnya baik secara nampak maupun tidak. Begitu pula ketika seseorang menulis, tentu harus didasari sebuah motivasi.

Baca juga: Bell Cranel; From Zero to Hero

Prof Mudrajad memandang kegiatan kepenulisan sebagai sebuah kewajiban spiritual bagi orang-orang yang memiliki ilmu. Ketika ilmu sudah digenggam orang, maka perlulah orang itu menyampaikan apa yang diketahuinya. 

Proses menyampaikan ini tidak hanya dengan cara verbal, tetapi juga melalui tulisan. Beliau menjelaskan kewajiban itu dengan berdasar pada Quran surah Al Alaq ayat 1-5, Al Qalam ayat 1-3, dan beberapa lainnya. Beliau juga mengutip pernyataan Gordon Smith, seorang politisi Inggris abad ke-18,

Membaca tanpa menulis, ibarat memiliki harta dibiarkan menumpuk tanpa dimanfaatkan. Menulis tanpa membaca, ibarat mengeduk air dari sumur kering. Tidak membaca dan juga tidak menulis, ibarat orang tak berharta jatuh ke dalam sumur penuh air.

Dalam hal ini, Prof Mudrajad memaknai bahwa proses membaca dan menulis adalah dua sisi koin yang tidak bisa dipisahkan. Jika seseorang ingin menulis, maka terlebih dahulu harus belajar dan juga membaca. 

Baca juga: Apa itu Resensi?

Membaca dalam hal ini tidak hanya dikhususkan pada teks belaka. Tetapi juga membaca diri sendiri, membaca alam semesta, membaca situasi serta kondisi, dan sebagainya.

Tak Hanya Sulit Bagi Pemula, Banyak Ilmuwan Kesulitan

Barangkali kita memandang bahwa menulis karya yang bagus itu sangat sulit bagi pemula. Ternyata lebih jauh dari itu, ilmuwan pun kesulitan menghasilkan karya yang mudah dipahami oleh khalayak. 

Pemula kesulitan menghasilkan karya yang analisisnya dalam. Sedangkan, ilmuwan kesulitan menghasilkan karya dengan bahasa yang populer dan mudah dipahami. 

Banyak ilmuwan yang juga ditolak media karena karyanya dianggap terlalu akademik dengan bahasa ilmiah tinggi. Media menilai karya itu tidak bisa dipahami oleh khalayak.

Baca juga: Sekantong Kritik Untuk Film Pengabdi Setan 2

Bagaimanapun, setiap orang memiliki potensi untuk menulis. Kesulitan dalam menulis tentu dapat direduksi dan dihilangkan seiring bertambahnya pengalaman menulis. 

Jika seorang telah menumbuhkan bahwa menulis adalah kewajiban spiritual, maka pelaksanaannya menjadi sebuah keharusan bagi dirinya. Jika sudah memiliki pandangan demikian, maka masih belajar ataupun sudah berilmu tentu akan terpacu untuk terus menulis.[s]

Powered by Blogger.