Penerapan Protokol Kesehatan Dalam Kehidupan Sehari-Hari, Studi Kasus Masyarakat Tanjungsari Ngaliyan
![]() |
| Gambar oleh Marcos Cola dari Pixabay |
KURESENSI MEDIA - Sudah hampir dua tahun Pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Namun masih banyak masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan.
Dilansir dari Katadata, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat masih ada jutaan penduduk Indonesia yang belum mematuhi protokol kesehatan 3M. Sebanyak 3,9 juta orang di sekitar pasar ditegur karena tidak menerapkan protokol tersebut pada 9-16 Mei 2021.
Sebanyak 1,1 juta orang ditegur karena tidak menerapkan protokol kesehatan 3M di jalan umum. Kemudian, ada 785,8 ribu orang yang ditegur karena tak patuh menjalankan protokol kesehatan 3M di kantor.
Ada 383,8 ribu orang yang ditegur karena tidak menerapkan protokol kesehatan 3M di tempat ibadah. Sementara 259,4 ribu orang ditegur karena tidak menerapkan protokol kesehatan 3M di tempat wisata.
Baca juga: Di Bawah Lindungan Ka’bah; Antara Cinta dan Ujian
Dilansir dari Kompas, hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan sejumlah alasan mengapa masyarakat tidak mematuhi protokol kesehatan. Survei digelar secara daring oleh BPS terhadap 90.967 responden di seluruh Indonesia pada 7-14 September 2020.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan bahwa 55 persen responden tidak patuh karena tidak ada sanksi jika tidak menerapkan protokol kesehatan. Selanjutnya 39 persen responden tidak patuh karena merasa tidak ada kejadian Covid-19 di lingkungan sekitar.
Selain itu, ada 23 persen responden yang mengungkapkan harga masker, face shield dan APD lain yang cenderung mahal menjadi penyebab keengganan menerapkan protokol kesehatan.
Suhariyanto juga mengemukakan bahwa 21 persen dari total responden mengaku tidak patuh protokol kesehatan karena ikut-ikutan. Selanjutnya 19 persen yang lainnya tidak patuh karena contoh aparat atau pimpinan.
Baca juga: Interpretasi Stephen Hawking Tentang Teori Terpadu
Berdasarkan sumber-sumber di atas, berkaitan erat dengan kurang taatnya masyarakat di Tanjungsari Utara IV, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang untuk mematuhi protokol kesehatan. Masih banyak masyarakat yang datang ke tempat umum seperti tempat ibadah, pasar, dan warung makan tanpa menjaga jarak, dan memakai masker.
Banyak orang yang sudah berusia di atas 40 tahun menganggap memakai masker membuat nafas mereka sesak. Sedangkan kalangan yang berumur 18-25 tahun mengabaikan protokol kesehatan dikarenakan ikut-ikutan dan dengan dalih rasa sungkan ketika yang lain tidak memakai masker tetapi dia memakai masker sendiri.
Kurangnya edukasi terkait pentingnya protokol kesehatan di masa pandemi sekarang ini membuat banyaknya masyarakat mengabaikan prokes.
Lalu mengapa kita harus mematuhi protokol kesehatan?
Fajarin, Kepala Kementerian Agama Kabupaten Brebes saat menerima kunjungan Kepala Badan Kesbangpol, Muhamad Sodiq dan tim pada Jumat, (21/05) mengatakan bahwa wabah Covid-19 adalah suatu ujian kesabaran dan komitmen ketaqwaan kepada sang Pencipta.
Baca juga: Hakikat Bohong dalam Kajian Filsafat
Karena tidak ada satu musibah pun tanpa seizin Allah SWT. Fajarin juga menjelaskan bahwa kewajiban untuk ikhtiar tetap ada. Ikhtiar yang dilakukan dengan mencegah terjadinya penularan Covid-19.
Menjaga protokol kesehatan penting untuk menekan laju penularan virus corona. Masyarakat diimbau untuk patuh untuk memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan air mengalir.
Selain itu, masyarakat diharapkan untuk menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas. Selain protokol kesehatan, vaksinasi penting untuk mengurangi resiko dari Covid-19.
Hal ini penting karena berdasarkan data dari Katadata, risiko kematian akibat corona turun hingga 37% bagi mereka yang telah mendapatkan satu dosis vaksin. Sedangkan, risiko kematian turun hingga 73% bagi orang yang telah mendapatkan dua dosis vaksin.
Baca juga: Kisah Masa Lalu Dalam Catatan Sang Berandal
Protokol kesehatan yang wajib ditaati masyarakat menurut kompas.com, pertama yang paling penting adalah menjaga kebersihan tangan, tangan adalah media penyebaran virus paling utama, bersihkan tangan dengan menggunakan cairan pencuci tangan atau hand sanitizer meskipun tangan tidak terlihat kotor, jika tangan kotor bersihkan dengan menggunakan sabun.
Biasakan mencuci tangan setelah dari lingkungan luar atau memegang sesuatu. Cara mencuci tangan harus mengikuti aturan standar yang sudah ada, yaitu mencuci tangan bagian dalam, punggung, sela-sela dan ujung-ujung jari.
Kemudian yang kedua jangan menyentuh wajah, dengan adanya pandemi covid-19 tangan menjadi media paling mudah terkena virus, usahakan tidak menyentuh wajah, menggaruk-garuk wajah khususnya mata, hidung dan mulut.
Tangan kita bisa saja terdapat virus yang diperoleh dari aktivitas yang kita lakukan di luar rumah. Jika tangan tidak bersih dan kemudian menyentuh wajah maka virus dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh.
Baca juga: London Love Story, Cintai Secukupnya
Terapkan etika batuk dan bersin, etika saat batuk yaitu menutup mulut dan hidung dengan menggunakan lengan atas bagian dalam pada saat batuk atau bersin. Meskipun tidak ada virus di tubuh kita etika batuk dan bersin harus tetap diterapkan.
Selanjutnya menggunakan masker, gunakan masker saat anda keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain. Bagi anda yang tidak memiliki gejala bisa menggunakan masker non medis, namun bagi anda yang memiliki gejala gunakanlah masker medis yang dapat digunakan 1 kali, dan setelah digunakan harus dibuang ke tempat sampah yang tertutup kemudian cuci tangan setelah memegang masker tersebut.
Protokol kesehatan selanjutnya yaitu menjaga Jarak, untuk menghindari terjadinya paparan virus dari orang ke orang lain, kita harus senantiasa menjaga jarak dengan orang lain minimal 1 meter.
Kita dilarang untuk berkumpul dan berkerumunan untuk meminimalisir kontak fisik dengan orang lain. Isolasi mandiri, bagi anda yang kurang sehat sebaiknya secara sukarela bersedia berdiam di rumah.
Baca juga: Membumikan Kembali Dakwah Walisongo
Tidak mendatangi tempat kerja, sekolah atau tempat umum lainnya karena mungkin saja memiliki resiko infeksi covid-19 dan dapat menularkan ke orang lain. Kemudian yang terakhir menjaga kesehatan, istirahat yang cukup perlu diterapkan dalam upaya menjaga kesehatan selama pandemi covid-19 ini.[s]
(Harinah Nadia Berliana/ Anggota KKN RDR UIN Walisongo Angkatan 77 Kelompok 53)*
