Logika dan Algoritma, Kisah Sejarah Perkembangan Matematika - Kuresensi Media

Logika dan Algoritma, Kisah Sejarah Perkembangan Matematika

Ilustrasi. Logika dan Algoritma, Kisah Sejarah Perkembangan Matematika
Ilustrasi logika dan algoritma

KURESENSI MEDIA -
Setiap hari manusia menjumpai masalah. Masalah itu menuntut manusia untuk menghindar atau menyelesaikannya. Proses menghindar atau menyelesaikan suatu masalah berkaitan erat dengan bagaimana seseorang mengambil keputusan.

Pengambilan keputusan yang benar umumnya berdasarkan pemikiran yang matang. Kematangan dalam berpikir ditentukan dengan seberapa jauh pengetahuan dan pengalaman manusia sebagai dasar berpikir. 

Pada kesempatan ini, kita bersama akan mengenal konsep logika dan algoritma sebagai salah satu dasar dalam berpikir menyelesaikan masalah.

Pengertian Logika dan Algoritma

Ketika kita berada dalam suatu diskusi, seringkali pemantik atau peserta diskusi mengatakan, “marilah kita berpikir dengan logis” atau “mari kita menggunakan logika kita” atau perkataan lain yang sebanding dengan itu sering kali kita dengar di kehidupan sehari-hari. 

Baca juga: Resensi Buku The Psychology of Money, Pelajaran Tentang Kekayaan

Secara umum, logika atau logis merujuk kepada cara seseorang dalam berpikir dengan cara yang wajar serta memiliki alasan dan memiliki hubungan rasional serta dapat dimengerti walaupun belum tentu apa yang dilakukannya disetujui sebagai suatu yang benar atau salah (Susanto & Syukron, 2020). 

Logika juga berarti cara berpikir sesuai dengan nalar untuk menentukan yang benar (true) dan yang salah (false) (Mitro, 2022). Berdasarkan dua pengertian tersebut, logika diartikan sebagai cara berpikir berdasarkan alasan dan hubungan rasional tertentu untuk menentukan yang benar dan salah.

Algoritma pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli matematika yang bernama Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa al-khawarizmi. Algoritma berasal dari nama sang penemu al-khawarizmi dan kini lebih dikenal dengan sebutan algorithm sebagai nama atas temuannya tersebut.

Algoritma secara umumnya merupakan cara dan urutan langkah atau tahapan yang diatur secara sistematis untuk menyelesaikan suatu kegiatan. Sehingga proses yang akan diselesaikan dapat sesuai dengan algoritma atau urutan langkah yang telah disusun (Susanto & Syukron, 2020).

Baca juga: Golkar Institute Adakan Essay Competition Berhadiah Puluhan Juta

Sejarah Logika dan Algoritma

Nama logika pertama kali muncul pada Filsuf Cicero (abad ke-1 sebelum Masehi) tetapi dalam arti “seni berdebat”. Alexander Aphrodisias (sekitar permulaan abad ke-3 Masehi) adalah orang pertama yang mempergunakan kata “logika” dalam arti ilmu yang menyelidiki lurus tidaknya suatu pemikiran.

Pada masa Yunani pemberi hukum tentang pemikiran yang paling populer adalah Aristoteles. Karya-karya logis hasil pemikirannya disebut organon (sarana untuk berpikir). 

Karya-karya yang dihasilkan diantaranya adalah Peri Hermeneias (Tentang Putusan), Analytica Protera (Tentang Pemikiran Yang Betul), Analitika Hustera (Tentang Pemikiran Yang Benar), Topika (Tentang Cara Untuk Membuktikan Suatu Kebenaran Ucapan), dan Peri Sofistikon Elekton (Tentang Pembuktian Yang Tidak Betul dan Tidak Benar). 

Banyak bermunculan para penulis tentang logika setelah Aristoteles, seperti Yohanes dari S. Thomas pada abad ke-16 menulis Curcus Philosophicus dan memberi tanggapan terhadap tulisan Aristoteles.

Baca juga: Mengapa Penting Memanajemen Waktu? Simak Penjelasan Yusuf Qardhawi

Di abad yang sama ada Francis Bacon di Inggris dan Galileo Galilei di Italia menulis banyak tentang pembuktian induktif dari eksperimen-eksperimen kejadian di dunia dan menghasilkan hukum baru.

Pada masa Islam, banyak bermunculan filsuf yang menyalin karya Aristoteles ke dalam bahasa Arab. Seperti Johana bin Patk yang menyalin buku Aristoteles ke bahasa Arab menjadi Manqulatu-Assyarat li Aristu sekitar abad ke-18. 

Ada juga Ibnu Sikkit Jacub Al-Nahwi (1803-859 M) memberi komentar terhadap teori Aristoteles dan membuat buku berjudul Ishlah-Manthiqi, penyalinan ini tidak dilarang oleh kaum gereja. Beberapa Salinan tersebut hanya berbentuk bagian-bagian saja sehingga kurang menyeluruh dan tidak dapat dipahami secara komprehensif.

Filsuf Arab yang menyalin karya Aristoteles secara menyeluruh adalah Al Farabi (873-950 M) karena ia memahami bahasa Yunani Tua (Greek). Ia menghasilkan empat karya di bidang logika, yaitu Kutubul Manthiqil-Thamaniyat, Muqaddamal Isaguji Allati Wadha’a Purpureus, Risalat Fil-Manthiqi, dan Risalat Fil-Qias.

Baca juga: Mau Lanjut S2, Simak 4 Universitas yang Buka Pendaftaran Semester Genap

Pada abad ke-14 logika ditentang oleh buku yang dibuat oleh Ahmad Ibnu Tsiniah dalam buku Ketangkasan Pendukung Keimanan Menangkis Logika Yunani, dan bahkan dikeluarkan hukum haram mempelajari logika. 

Perkembangan logika semakin redup di abad ke-15, dan mulai muncul lagi di abad ke-20 beberapa tulisan tentang logika karya Ibnu Khaldun, Al Duwani, dan Al Akhadari (Anonim, 2018).

Algoritma berasal dari nama penulis buku, yaitu Abu Jafar Muhammad Ibnu Musa Al-Khawarizmi yang berasal dari Uzbekistan. Pada saat itu, Al-Khawarizmi menulis buku dengan judul Al jabar wal-Muqabala yang berarti ‘Buku Pemulihan dan Pengurangan’ (Buku Restorasi dan Reduksi) pada tahun 825 M. Algoritma merupakan istilah yang mengubah aturan-aturan aritmatika yang berguna untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan bilangan angka arab. 

Sedangkan algoritma pemrograman adalah langkah-langkah yang ditulis secara berurutan untuk menyelesaikan masalah pemrograman komputer (Putriyani, 2019).[s]

Sumber:

Mitro, S. (2022). Introduction Logic A (Vol. 001).

Putriyani, A. (2019). Artikel Ilmiah Algoritma dan Pemrograman. 1.

Sitorus, L. (2015). Algoritma dan Pemrograman. Penerbit Andi.

Susanto, W. E., & Syukron, A. (2020). Logika Dan Algoritma Untuk Pemula. In Logika dan Algoritma untuk Pemula. Penerbit Graha Ilmu.

Powered by Blogger.