Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay
KURESENSI MEDIA - "Bumi Manusia" karya Pramoedya Ananta Toer adalah sebuah mahakarya dalam sastra Indonesia yang menggambarkan sejarah Indonesia pada awal abad ke-20, khususnya masa kolonial Belanda. Buku ini merupakan bagian pertama dari seri tetralogi "Buru."
Cerita ini mengikuti perjalanan Minke, seorang pemuda Jawa terpelajar yang memiliki ambisi besar untuk memperjuangkan hak-hak rakyat jelata dan membebaskan diri dari penjajahan.
Minke tumbuh sebagai seorang pemikir yang kritis dan memiliki hasrat untuk mendidik dirinya sendiri dan rakyatnya.
Pramoedya Ananta Toer menggambarkan dengan cermat kehidupan sosial, politik, dan budaya pada masa tersebut.
Baca juga: Resensi Buku Sapiens, Karya Yuval Noah Harari Tentang Sejarah Manusia
Dia memperlihatkan ketidakadilan, rasisme, dan ketidaksetaraan yang dihadapi oleh penduduk pribumi di bawah pemerintahan kolonial Belanda.
Pembelajaran yang dapat diperoleh dari "Bumi Manusia" sangat mendalam. Buku ini mengajarkan tentang pentingnya perlawanan terhadap ketidakadilan dan penindasan, serta nilai-nilai kebebasan dan kesetaraan. Minke sebagai tokoh utama mewakili semangat perubahan dan perjuangan yang begitu kuat.
Selain itu, buku ini juga menggambarkan kekuatan sastra dalam mengungkapkan perasaan dan pemikiran yang terdalam.
Pramoedya Ananta Toer menghadirkan kisah yang sangat manusiawi dan penuh makna, yang menggugah emosi dan pemikiran pembaca.
Baca juga: Resensi Kumpulan Esai Goenawan Mohamad dalam Catatan Pinggir
Dengan prosa yang indah dan cerita yang mendalam, "Bumi Manusia" merupakan bukti kepiawaian Pramoedya Ananta Toer sebagai penulis besar.
Buku ini tidak hanya berbicara tentang sejarah Indonesia, tetapi juga menghadirkan cerita yang relevan dan memprovokasi pemikiran tentang keadilan dan perubahan sosial.[s]