Motivasi Menikah Menurut Imam Al-Ghazali - Kuresensi Media

Motivasi Menikah Menurut Imam Al-Ghazali

Motivasi Menikah Menurut Imam Al-Ghazali
Gambar oleh Dariusz Sankowski dari Pixabay


KURESENSI MEDIA – Segala puji bagi Allah yang mempertemukan saya dan pembaca melalui tulisan dan media ini. Artikel ini akan mengulas pesan dan motivasi menikah yang disampaikan Imam Abu Hamid Al-Ghazali (Imam Al-Ghazali) melalui kitab Ihya Ulum ad-Din.

Kitab Ihya Ulum ad-Din dikenal begitu luas di kalangan santri sebagai kitab yang berisi ilmu-ilmu agama Islam, sesuai dengan makna dari judul kitab yang ditulis oleh Imam Al-Ghazali tersebut.

Namun pada kesempatan ini, rujukan dalam penulisan artikel adalah buku Nasihat Pernikahan Imam al-Ghazali yang diterjemahkan oleh Fuad Syaifudin Nur dan diterbitkan PT. Rene Turos Indonesia.

Buku tersebut diterjemahkan dari dua kitab yang diterbitkan oleh penerbit Daar al-Ma’arif, Tunisia yakni kitab Adab an-Nikah dan kitab Kasr asy-Syahwatain. Dua kitab tersebut tidak lain merupakan bagian dari kitab Ihya Ulum ad-Din yang ditulis oleh Imam Al-Ghazali.

Baca juga: Simak 8 Cara Berikut Ini Agar Kamu Suka Membaca Buku

Kepiawaian Imam Al-Ghazali dalam membahas permasalahan keagamaan didukung penguasaannya pada berbagai disiplin ilmu. Diantara ilmu yang dikuasai Imam Al-Ghazali adalah masalah-masalah khilafiah, seni berdebat, ushuluddin, ushul fikih, logika, ilmu kalam hingga filsafat.

Motivasi Menikah

Salah satu pembahasan dalam buku Nasihat Pernikahan Imam al-Ghazali adalah keterangan mengenai motivasi menikah. Sudah tidak asing bagi umat Islam bahwa setiap hal yang diciptakan Allah akan saling berpasangan. Pesan itu sampai kepada manusia melalui Al Quran surah Az-Zumar ayat 49, 

“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu mengingat (kebesaran Allah)."

Dalam buku Nasihat Pernikahan itu, Imam Al-Ghazali menerangkan bahwa motivasi menikah itu asalnya dari Nabi Muhammad SAW. Berikut salah satu sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Abu Ya'la untuk menjadi landasan dan motivasi menikah.

Baca juga: Mengapa Kita Perlu Membaca Novel? Simak 6 Manfaatnya

“Menikah adalah sunnahku. Maka barang siapa yang suka pada fitrahku, hendaklah ia bersunnah dengan sunnahku.”

Pada keterangan lainnya, Nabi Muhammad SAW menjelaskan tentang ancaman kepada orang-orang yang tidak mau menikah. Lantaran menikah adalah salah satu sunah Nabi Muhammad SAW.

“Barang siapa tidak suka dengan sunnahku, maka sungguh ia bukan termasuk dari golonganku, karena sesungguhnya menikah adalah bagian dari sunnahku. Barang siapa mencintaiku, hendaklah ia bersunnah dengan sunnahku.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Sebenarnya hadist tersebut tidak hanya sebagai peringatan untuk orang-orang yang benci menikah. Tetapi juga keseluruhan sunah Nabi Muhammad SAW, artinya jangan sampai kita membenci sunnah Nabi Muhammad SAW.

Baca juga: 10 Kunci Memilih Buku Bagus untuk Bahan Literasi

Perlu diketahui, bahwa menikah juga memiliki kelebihan bagi orang-orang yang melaksanakannya, yakni mendapat keutuhan dalam beragama. Mengapa demikian? Keberagamaan manusia dapat dicederai dengan dua hasrat, yakni hasrat kemaluan dan perutnya. Dengan menikah, maka manusia dapat mencukupi kebutuhan salah satu dari dua hasrat tersebut.

“Barang siapa menikah, ia telah mendapatkan setengah dari agamanya. Maka hendaklah ia bertakwa kepada Allah pada setengah yang lain.” (HR. Ibnu al-Jauzi).

Demikian penjelasan Imam al-Ghazali tentang motivasi menikah yang asal-muasal sumbernya dari kitab Ihya Ulum ad-Din

Sebenarnya masih ada berbagai hadits yang dituliskan untuk memperkuat motivasi menikah, tetapi saya menyarankan untuk membaca langsung pada buku Nasihat Pernikahan Imam al-Ghazali yang diterbitkan PT. Rene Turot Indonesia atau bisa juga merujuk langsung pada kitab Ihya Ulum ad-Din pada bagian rubu’ al-‘adat. Semoga bermanfaat.[s]

Powered by Blogger.