 |
| Gambar oleh Pete Linforth dari Pixabay |
KURESENSI MEDIA - Mahasiswa tentu tidak asing dengan berbagai jenis karya tulis seperti makalah, jurnal, laporan, dan skripsi.
Jenis karya tulis menjadi bagian dari kehidupan mahasiswa karena lebih dari 60% tugas yang diberikan dosen adalah penulisan karya tulis tersebut.
Hal ini tentu menjadi titik penting bahwa mahasiswa perlu meningkatkan literasi sebagai bahan dalam penulisan karya tulis. Peningkatan itu tentu bisa saja terjadi secara ikhlas (keinginan dari dalam diri sendiri) atau paksaan (karena harus menyelesaikan tugas tertentu).
Dalam era 4.0 ini terjadi alih media besar-besaran sebagai akibat dari munculnya internet. Pengalihan media menjadi salah satu sebab berkurangnya tingkat literasi buku cetak mahasiswa dan meningkatnya literasi karya tulis online.
baca juga: Menjadi Minoritas, Why Not ?
Berdasarkan data dari Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) masyarakat Indonesia menggunakan internet dalam sehari selama 1-3 jam dengan persentase 43,89 persen. Ada pula yang menggunakan internet 4-7 jam sebanyak 29,63 persen.
Selain itu, ada pula yang menggunakan internet lebih dari 7 jam sebanyak 26,48 persen (ekonomi.kompas.com). Sebaran data tersebut dapat dimaknai bahwa internet telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia.
Dalam kehidupan mahasiswa, seringkali sumber literatur didapat dari internet. Hal ini memperhatikan aspek kemudahan dan fleksibilitas dari bacaan internet.
Dengan mengakses laman google dan memasukkan kata kunci yang berkaitan dengan tugas tertentu, maka google akan memberikan berbagai opsi terkait literatur yang dibutuhkan.
baca juga: Fakta Menarik Ketan Pencok, Makanan Khas Bumiayu
Berbeda dengan sebagian dosen-yang telah berumur-yang menganggap bahwa literasi internet kurang dapat dipercaya meski jika dilihat dari isinya sama saja dengan berbagai sumber buku.
Namun, tetap saja internet yang menjadi basis penyebaran hoaks terbesar menjadi alasan sulit dipercayainya literasi internet.
Tentu tak hanya hoaks yang menjadi alasan sulit dipercayainya literasi internet. Dengan digunakannya internet, mahasiswa disuguhkan dengan hasil instan yang tentu dapat dicopas kapanpun ia mau. Hal ini menjadi poin negatif perkembangan teknologi era 4.0.
Meski terdapat poin negatif dari adanya internet tersebut. Sumber dari internet tak semuanya dikatakan tak terpercaya. Karena tentunya kita justru dapat mudah mencari jurnal terpercaya ataupun buku elektronik tanpa harus repot kesana kemari.
baca juga: Kemacetan Lalu Lintas
Harusnya ini menjadi hal yang dimanfaatkan mahasiswa untuk memperdalam bahasan dalam karya tulisnya. Lebih lanjut, literasi buku tetap saja tak dapat ditinggalkan sebagai bahan bacaan mahasiswa.
Karenanya dosen perlu memberi batasan terkait literatur buku dan internet terpercaya yang mesti digunakan.[s]
