Menjaga Jari di Era Media, Sama Pentingnya dengan Menjaga Lisan - Kuresensi Media

Menjaga Jari di Era Media, Sama Pentingnya dengan Menjaga Lisan

Ilustrasi. Menjaga Jari di Era Media, Sama Pentingnya dengan Menjaga Lisan
Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay

KURESENSI MEDIA - Era digitalisasi menjadi titik yang merubah banyak hal, termasuk cara masyarakat bersosialisasi. Sosialisasi secara daring sudah menjadi kebiasaan baru bagi khalayak, apalagi pasca mewabahnya Coronavirus disease (Covid-19). 

Pada platform media sosial, jumlah penggunanya terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari We Are Social (2020) pengguna media sosial mencapai 160 Juta pengguna aktif, yang mana meningkat 10 Juta pengguna dibanding tahun sebelumnya.

Media sosial kini telah menggantikan komunikasi sosial pada umumnya. Kemudahan dan cepatnya penyebaran informasi membuat media sosial semakin ramai digandrungi masyarakat. 

Keberadaan media sosial itu telah membentuk pola interaksi yang tak terikat oleh ruang dan waktu. Pola interaksi tersebut sesuai dengan teori Anthony Giddens, bahwa adanya modernitas hubungan ruang dan waktu terputus yang kemudian ruang perlahan-lahan terpisah dari tempat. 

Baca juga: Membangun Citra Diri Melalui Media Online

Dalam konteks ini, dapat dipahami bahwa media sosial menciptakan pola interaksi tanpa perlu bertemu langsung.

Penggunaan media sosial bagai pedang bermata dua. Media sosial yang memberi kemudahan bagi akses informasi pun memiliki sejumlah sisi negatif yang patut dihindari para penggunanya. 

Tentu hal itu menjadi suatu self reminding bagi para pengguna agar tetap bijak dalam menggunakan media sosial.

Sebagai pengguna yang baik maka sudah sepatutnya selalu memikirkan akibat yang ditimbulkan dari mengunggah berbagai konten di media sosial. Jangan sampai hal yang diunggah menjadi sebab kerugian bagi orang lain. 

Baca juga: Cara Meningkatkan Jumlah Viewers Blog

Tak hanya bagi orang lain, postingan sembarangan pun dapat merugikan penggunanya sendiri apabila orang lain mempermasalahkannya melalui tuduhan pelanggaran UU ITE yang berlaku.

Belajar dari nasehat mulutmu harimaumu, dalam hal kebijaksanaan penggunaan media sosial maka dapat sedikit diubah menjadi jari-jarimu harimaumu. 

Maknanya menjaga jari-jari dari mengunggah konten buruk pada era digitalisasi sama pentingnya dengan menjaga lisan dari perkataan yang sebaiknya tidak diucapkan. 

Jangan sampai apa yang diunggah mengakibatkan penyesalan atau kerugian di kemudian hari. Wallahu’alam.[s]

Powered by Blogger.