![]() |
| Gambar oleh Garik Barseghyan dari Pixabay |
KURESENSI MEDIA - Filsafat bermula ketika manusia mulai mempertanyakan keberadaan dirinya dan keberadaan alam di sekitarnya. Salah seorang ilmuwan sains yang juga berpikir filosofis matematis, Stephen Hawking kembali menjabarkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mendasar mengenai keberadaan alam semesta.
Jawaban tersebut terangkum dalam salah satu buku sains terpenting yang dihasilkan Hawking, A Brief History of Time (Sejarah Singkat Waktu).
Stephen Hawking sendiri telah menjadi seorang Lucasian Professor dalam bidang Matematika di University of Cambridge. Gelar Lucasian Professor itu telah dipegang Hawking selama lebih dari 30 tahun.
Lucasian Professor sendiri merupakan suatu gelar bagi paling prestisius di bidang akademik sejagat bumi. Gelar ini juga sudah pernah diraih oleh banyak ilmuwan sebelumnya seperti Sir Isaac Newton, Charles Babbage, Paul Dirac, dan lain-lain.
Baca juga: Hakikat Bohong dalam Kajian Filsafat
Hingga Hawking menutup usia pada 14 maret 2018, dirinya tak pernah mendapatkan nobel dalam bidang Fisika. Penghargaan nobel ini merupakan suatu penghargaan yang sangat bergengsi bagi para ilmuwan di seluruh dunia.
Meski begitu ada berbagai penghargaan yang diperoleh Hawking, salah satunya Presidential Medal of Freedom.
Kemungkinan Prediksi Alam Semesta
Kembali berbincang mengenai pemikiran Hawking dalam buku Sejarah Singkat Waktu. Hawking memulai perbincangan mengenai gambaran alam semesta dengan penjelasan mengenai kuliah umum astronomi dari salah satu ilmuwan terkenal, Bertrand Russell.
Russell menjelaskan teori heliosentris di dalam kuliah tersebut, seketika berdiri seorang perempuan dari bagian belakang langsung menyela dan mengatakan bahwa penjelasan Russell adalah omong kosong. Setelahnya, Hawking memberikan berbagai pertanyaan mendasar tentang alam semesta.
Baca juga: Kisah Masa Lalu Dalam Catatan Sang Berandal
Pada bagian awal ini, Hawking berusaha memancing pembaca melalui diskusi awal yang dilakukan di kuliah umum Russell. Pada intinya, diskusi tersebut memberikan pembaca makna bahwa setiap yang diketahui mengenai alam semesta sifatnya adalah prediksi.
Alam semesta terlalu rumit untuk dijelaskan dan diketahui secara pasti. Masih banyak misteri yang belum tersingkap oleh pengetahuan umat manusia.
Pada paragraf selanjutnya, Hawking banyak mengungkapkan pendapat filsuf dan ilmuwan sebelumnya mengenai alam semesta. Mulai dari Aristoteles, Ptolomeus, Kepler, Newton, hingga Einstein semuanya mendapatkan porsi dalam penjelasan Hawking di dalam buku Sejarah Singkat Waktu.
Hawking memberikan simpulan dalam bab ini bahwa keberadaan berbagai teori yang menjelaskan alam semesta, manusia tetap memerlukan teori terpadu yang dapat menjelaskan seluruh aktivitas alam semesta dari alam mikro hingga alam makro.
Baca juga: London Love Story, Cintai Secukupnya
Teori terpadu yang Hawking gambarkan dalam penjelasan ini bukan saja dapat memprediksi alam semesta secara teoritis. Namun, juga dapat memprediksi gerak alam di masa mendatang (prediksi masa depan).
Hawking berpendapat bahwa teori terpadu sangat diperlukan karena tujuan manusia melakukan penelitian adalah untuk mendapatkan penjelasan lengkap tentang alam semesta.
Apakah Memungkinkan Teori Terpadu Menjelaskan Alam Semesta?
Pada bab awal, Hawking menjelaskan bahwa teori terpadu akan bisa digunakan untuk menjelaskan alam semesta bahkan memprediksi masa depan.
Namun penjelasan panjang yang ia berikan dalam buku Sejarah Singkat Waktu, memberikan kesimpulan bahwa adanya teori terpadu tidak mesti dapat digunakan untuk prediksi alam semesta.
Baca juga: Membumikan Kembali Dakwah Walisongo
Terdapat dua alasan yang menjadi dasar kesimpulan Hawking terhadap teori terpadu tersebut. Pertama, secara teoritis terdapat batas yang diberikan oleh kaidah ketidakpastian dalam kemampuan prediksi manusia.
Hal ini tidak dapat dipungkiri, keterbatasan manusia dalam memprediksi akan menjadi batas penjelasan manusia.
Kedua, pada praktiknya terdapat fakta bahwa manusia sukar menyelesaikan persamaan-persamaan teori dengan tepat, kecuali pada situasi yang amat sederhana.
Jadi meski suatu hari bisa saja ditemukan teori terpadu, manusia tetap memiliki tantangan intelektual untuk mengembangkannya.
Baca juga: Perjalanan Theo Cornaro; Sang Pembebas Systina
Seperti itulah gambaran singkat mengenai interpretasi Hawking tentang teori terpadu. Untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentu pembaca harus ikut membaca dan mengoleksi buku Sejarah Singkat Waktu. Buku ini bisa diperoleh di berbagai toko buku baik online maupun konvensional. Selamat membaca.[s]
