![]() |
| Gambar oleh Ryan McGuire dari Pixabay |
KURESENSI MEDIA - Pandemi Covid-19 terjadi ketika kondisi atau keadaan persebaran Covid-19 telah menyebar ke wilayah di seluruh dunia. Data per-18 November 2021 tercatat 255.633.407 kasus Covid-19 di seluruh dunia dan di Indonesia telah mencapai 4.251.945 kasus terkonfirmasi Covid-19.
Pandemi telah mempengaruhi berbagai aspek secara internasional dalam bidang ekonomi, politik, sosial, aktivitas keagamaan dan kesehatan. Transmisi Covid-19 terjadi terutama melalui kontak erat dengan orang yang terinfeksi virus melalui percikan air liur (batuk, bersin), benda yang terkontaminasi, dan transmisi udara.
Masing-masing orang memiliki respons yang berbeda terhadap Covid-19. Sebagian orang yang terpapar virus ini akan mengalami gejala ringan hingga sedang, dan akan pulih tanpa perlu dirawat di rumah sakit.
Gambaran klinis infeksi Covid-19 adalah demam, batuk, sesak napas, diare, nyeri kepala dan kehilangan rasa atau bau. Strategi pencegahan yang baik dapat mengurangi tingkat penyebaran penyakit (Halabchi et al., 2020).
Baca juga: Pengaruh Ketidakpatuhan Masyarakat Terhadap Penyebaran Covid-19
Pandemi Covid-19 ini membawa banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat. Semua kegiatan harus dilakukan dari rumah, baik itu belajar, bekerja, beribadah, bahkan olahraga sekalipun. Sebenarnya olahraga bisa dilakukan di luar rumah maupun di dalam rumah.
Namun, di masa pandemi olahraga harus dilakukan dengan cermat dan dipertimbangkan dengan seksama. Banyak orang menganggap yang penting olahraga dengan jarak terpisah minimal satu meter dan memakai masker sudah cukup aman. Padahal tidak semua olahraga di luar ruangan itu aman.
Olahraga saat Pandemi dan Intensitasnya
Pada masa pandemi melakukan olahraga dengan intensitas dan durasi sedang dapat mendukung respon imun dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Sedangkan olahraga dengan intensitas tinggi dan berkepanjangan tidak disarankan untuk dilakukan karena dapat menyebabkan turunnya imunitas tubuh.
Olahraga di masa pandemi menjadi suatu kebutuhan pokok karena olahraga dapat mengusir kebosanan di rumah, meningkatkan imunitas, mengisi waktu luang, dan meningkatkan energi dalam menjalankan rutinitas sehari-hari.
Baca juga: Ikut Andil Memutus Penyebaran Covid-19, Mahasiswa KKN UIN Walisongo Bagikan Masker Gratis
Kurangnya aktivitas fisik selama masa pandemi dapat meningkatkan risiko penyakit dan obesitas. Asupan makanan meningkat disertai aktivitas fisik berkurang akan meningkatkan obesitas. Aktivitas fisik yang tepat dapat mengurangi stres dan kecemasan. Kadar endorfin akan meningkat setelah berolahraga (Malt et al., 2019).
Keadaan udara pada masa pandemi ini memiliki dua sisi yang berbeda. Di satu sisi, konsentrasi nitrogen dioksida berkurang jauh sejak adanya larangan dan pembatasan transportasi di jalanan.
Sekolah dan kampus ditutup untuk mengurangi penyebaran penyakit dan karantina masal (Wilder-Smith and Freedman, 2020). Bahkan emisi karbondioksida juga menurun (Dutheil, 2020).
Namun udara juga dikontaminasi oleh percikan air liur (batuk, bersin) masyarakat penderita Covid-19 (orang tanpa gejala) yang masih berlalu lalang harus melakukan berbagai aktivitas di luar rumah. Tentunya hal ini harus dipertimbangkan dengan cermat saat melakukan olahraga di luar rumah.
Baca juga: Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Pandemi Covid-19
Jika terpaksa berolahraga di luar rumah dan menggunakan fasilitas umum, hendaknya melakukan desinfeksi ke semua peralatan sebelum dan setelahnya.
Pada prinsipnya, peningkatan kemungkinan untuk kontak dengan orang yang terinfeksi ataupun melakukan hal yang dapat menurunkan sistem imun, akan meningkatkan risiko kita untuk terinfeksi virus ini.
Jika awalnya kita tidak terbiasa berolahraga, disarankan untuk melakukan olahraga secara bertahap. Olahraga berlebihan secara mendadak dapat menurunkan sistem imun (Zhu, 2020).
Olahraga meningkatkan respon sel dan sistem imun dalam hitungan detik sampai menit setelah mulai berolahraga. Jadi disarankan olahraga secara rutin agar imunitas terpelihara dengan baik.
Baca juga: Shaman King; Pertarungan Para Shaman Memperebutkan Gelar Raja
Rekomendasi mengenai olahraga pada masa pandemi tergantung keadaan kesehatan masing-masing. Pada masa pandemi, semua orang tidak diperbolehkan melakukan olahraga dengan intensitas tinggi.
Hal ini dilakukan karena orang yang tidak menunjukkan gejala infeksi terhadap Covid-19 pun dapat menularkan penyakit pada orang lain (carrier) (Halabchi et al., 2020). Olahraga di rumah dengan alat sederhana sangat cocok untuk meminimalkan risiko penularan dan mengurangi risiko penyakit kronis.
Naik turun tangga, senam, yoga, angkat beban, sit up, push up, maupun senam juga merupakan alternatif yang baik. Olahraga tersebut hanya membutuhkan sedikit ruang dan bisa dilakukan di setiap waktu.
Video olahraga yang tersedia di internet juga bisa dimanfaatkan untuk acuan mempertahankan kesehatan fisik dan mental selama periode kritis pandemi ini (Chen et al., 2020). Olahraga sebaiknya dilakukan minimal 30 menit dengan intensitas sedang setiap hari.[s]
(Zakia Pratiwi/ Anggota KKN RDR Kelompok 76 UIN Walisongo)*
