Sinopsis KKN di Desa Penari; Pembelajaran Menghormati Budaya - Kuresensi Media

Sinopsis KKN di Desa Penari; Pembelajaran Menghormati Budaya

Ilustrasi. Sinopsis KKN di Desa Penari; Pembelajaran Menghormati Budaya
Ilustrasi sinopsis film KKN di Desa Penari

KURESENSI MEDIA -
Barangkali dari sekian banyak sks yang ditempuh pada masa perkuliahan, Kuliah Kerja Nyata (KKN) menjadi salah satu sks favorit bagi saya. Bagaimana tidak? Kampus memberikan keleluasaan mahasiswa untuk belajar secara merdeka dari masyarakat secara langsung dan tentunya dibarengi dengan aktivitas pengabdian masyarakat.

Bagi saya – mahasiswa eksak yang setiap sks selalu bertemu dengan rumus, tentu KKN menjadi bentuk keluar dari rutinitas harian dan ternyata menyenangkan.

Tetapi berbeda kisahnya, jika kita sama-sama menonton film yang diangkat dari sebuah kisah yang ditulis oleh Simpleman – seorang anonymous di twitter. Yap, pengalaman KKN di Desa Penari yang ditulis oleh Simpleman menjadi trending twitter di 2019 lalu karena kisahnya yang begitu mistis dan berbeda.

Setiap mahasiswa tentu masing-masing memiliki kesan sendiri terhadap KKN yang dijalani. Meski KKN yang telah saya lakukan bagi saya sangat menyenangkan dan tak terlupakan, bukan berarti semua mahasiswa akan merasakan hal yang sama. 

Baca juga: Ulasan Novel Biografi Buya Hamka

Kisah yang ditulis oleh Simpleman ini salah satu kisah yang berbeda seratus delapan puluh derajat dengan kisah yang dialami peresensi. Namun, dari setiap KKN tentu ada pembelajaran bagi mahasiswa untuk bekal kehidupan setelah selesai bangku perkuliahan.

Hormati Budaya

Jika anda mahasiswa semester 5 yang sudah menonton film KKN di Desa Penari, barangkali anda kurang lebih was-was dengan KKN yang akan dijalani. 

Tetapi, perlu diketahui bahwa apa yang digambarkan dalam film tersebut merupakan kritik sosial bahwa saat ini banyak orang yang mulai tidak menghormati budaya. 

Kejadian yang dialami Bima dan Ayu menjadi gambaran yang sangat jelas bahwa petaka bisa saja terjadi jika seseorang bersikap sembrono.

Baca juga: Pandangan Al-Attas Sang Pembaharu Mengenai Pendidikan Islam

Dari awal Pak Prabu telah memperingatkan agar mahasiswa KKN tidak melewati batas tapak tilas yang telah dijelaskan, tetapi mereka malah nekat melewatinya. 

Kejadian serupa tentang tidak menghormati budaya juga pernah terjadi di Bali, ketika ada bule (red: turis mancanegara) yang foto telanjang di pohon yang dianggap keramat oleh masyarakat Bali pada Mei 2022 lalu. Tentu hal seperti ini tidak bisa dibenarkan.

Agama, utamanya agama Islam mewanti-wanti umatnya agar tetap menghormati kepercayaan orang lain meski tidak satu pandangan. Saling menghormati menjadi sikap yang penting dimiliki setiap orang. 

Orang lain bisa saja mendapatkan petaka apabila tidak mengindahkan peringatan yang diberikan orang lain. Tentu bagi kalangan umat Islam, jangan sampai hal tersebut sampai mencederai aqidah keIslaman.

Baca juga: Belajar Bersabar Dari Film Ranah 3 Warna

Tetap menghormati budaya dan kepercayaan orang lain dan juga tetap senantiasa menjaga aqidah keIslaman.

Sebaiknya Ditonton oleh 18 Tahun Ke Atas

Baiklah, selanjutnya KKN di Desa Penari sebaiknya oleh orang yang telah menginjak usia 18 tahun ke atas. Di dalam film, terutama versi uncut ada beberapa adegan dewasa yang tidak bisa dipertontonkan kepada anak di bawah umur. 

Tidak hanya adegan itu, adanya batasan usia juga karena film yang disajikan bernuansa horor jadi akan lebih elok ditonton oleh orang dewasa.

Penyajian film yang disutradarai oleh Awi Suryadi ini tampak begitu nyata menampakkan keadaan suatu desa terpencil yang menjadi tempat pengabdian bagi Nur, Widya, Ayu, Bima, Anton, dan Wahyu. 

Baca juga: Resensi Novel Angan Senja & Senyum Pagi Karya Fahd Pahdepie

Jika anda menonton versi cut mungkin anda akan menemukan bagian-bagian film yang tiba-tiba dan tidak sinkron dengan adegan sebelumnya.

Tetapi versi uncut menampilkan kesan dan sinkronisasi antar adegan yang lebih baik. Semoga film ini dapat menyadarkan kita agar senantiasa saling menghormati sesama manusia dan makhluk Tuhan dalam kehidupan ini. 

Meski saya berpendapat seperti itu, ada juga pendapat yang mengatakan bahwa versi uncut diadakan hanya menjadi sebuah trik penjualan semata.

Terlepas dari itu semua, tentu KKN di Desa Penari tetap layak ditonton. Terutama bagi para penyuka genre horor ringan.[s]

Powered by Blogger.