 |
| Ilustrasi resensi anime Aoashi |
KURESENSI MEDIA - Jika anda saat ini berumur 20 hingga 25 tahun, barangkali masa kecil anda sering ditemani oleh salah satu anime sepak bola yang sangat famous di tahun 90an hingga 2000an yaitu Captain Tsubasa.
Anime tersebut mengisahkan bocah bernama Tsubasa Ozora yang sedari kecil bercita-cita menjadi pemain sepak bola.
Tetapi sekuelnya yang terbatas sebanyak 52 episode membuat kita terus bertanya-tanya bagaimana kelanjutannya. Begitu pula pada sekuel remake nya yang hanya sampai pada pembukaan piala dunia.
Sehingga kita tidak bisa melihat dengan jelas bagaimana nasib sepak bola Jepang di piala dunia itu, menjadi pecundang atau pemenang. Remake terbarunya pun hanya mengulang 52 episode Tsubasa pertama.
Baca juga: Sinopsis KKN di Desa Penari; Pembelajaran Menghormati Budaya
Mungkin sebagian dari pembaca yang dulu menjadi penonton setia Captain Tsubasa pernah punya cita-cita menjadi pemain sepak bola profesional dan membawa Indonesia ke kancah internasional.
Entah saat ini, apapun pekerjaan para pembaca sekalian tentu kenangan menonton Captain Tsubasa tidak bisa dihilangkan dan barangkali sebagiannya menjadikan sepak bola sebagai hobi.
Jika framing saya terhadap anda benar, maka anda berada pada konten yang tepat. Kerinduan terhadap tontonan anime berbau olahraga sepak bola dapat terbayarkan jika anda menyaksikan sekuel anime yang tayang sejak April 2022 lalu. Anime tersebut adalah Aoashi.
Sebuah Permulaan
Cerita Aoashi yang ditulis oleh Yugo Kobayashi ini tentunya berbeda dari perjalanan Tsubasa yang bercita-cita menjadi pemain sepak bola terbaik dunia.
Baca juga: Ulasan Novel Biografi Buya Hamka
Tokoh utamanya, Aoi Ashito berasal dari keluarga menengah ke bawah sehingga Ibunya kesulitan membelikan Ashito perlengkapan bola. Ashito menyukai sepak bola tetapi sayangnya permainannya buruk dalam kerja sama tim.
Tetapi semangatnya, membuat Ashito selalu bergerak di lapangan dan dalam pertandingan yang disajikan pada episode pertama hampir saja Ashito membawa timnya berbalik unggul.
Tetapi, sayang sekali tim lawan memprovokasi Ashito sehingga dia melakukan pelanggaran. Hal ini membuat Ashito mendapat ganjaran kartu merah dan tim sepak bola SMP nya gagal memperoleh kemenangan.
Peristiwa itu membuat seorang pelatih tim sepak bola terbaik di Jepang, Esperion City yaitu Fukuda Tatsuya tertarik pada Ashito.
Baca juga: Pandangan Al-Attas Sang Pembaharu Mengenai Pendidikan Islam
Fukuda yang sedang bergerilya mencari pemain, kemudian menemui Ashito untuk menawarkannya ikut seleksi di Esperion.
Tetapi semangat dan keberuntungan Ashito tidak cukup untuk membuat Fukuda langsung memberikan tawaran itu. Fukuda memberikan tes dasar yang ingin dilihatnya dari Ashito. Fukuda menunjukkan Ashito sebuah teknik dasar satu dua sentuhan cepat dalam bermain sepak bola.
Tak disangka, Ashito terus melakukan teknik dasar itu semalaman. Saat Fukuda mulai kehilangan kepercayaan kepada Ashito, justru Ashito berhasil menguasai teknik dasar itu.
Hal itu membuat Fukuda yakin untuk memberikan tawaran seleksi masuk Esperion City kepada Ashito.
Esperion dan Panggung Dunia
Fukuda meyakinkan Ashito untuk membawanya ke panggung dunia. Dia dan Esperion ingin menciptakan tim terbaik dunia, Esperion. Tetapi masuk klub sepak bola terbaik bukanlah hal yang mudah.
Baca juga: Belajar Bersabar Dari Film Ranah 3 Warna
Ada banyak rintangan yang harus dilalui oleh Aoi Ashito sebagai seorang amatiran yang ingin masuk ke dunia profesional. Apakah Ashito akan berhasil atau tidak? Apakah Ibunya akan memberikan izin kepada Ashito untuk ikut seleksi?
Bagaimana selanjutnya? Anda dapat menyaksikan kelanjutannya pada sekuel Aoashi yang masih terus berstatus ongoing. Saya berharap si penulis cerita kelak dapat menyelesaikan cerita hingga Esperion benar-benar menjadi yang terbaik di panggung dunia.
Tentunya Aoashi dapat ditonton oleh semua umur. Selain menjadi hiburan, Aoashi dapat menjadi tontonan bagi anak-anak untuk semakin bersemangat dalam mengejar cita-cita yang dimiliki. Selamat menonton.[s]
